PROFIL
ORANG SUKSES KARENA BEKERJA
1.
I.G.N.ANOM PENGUSAHA COK KONVEKSI
DAN BALI KRISNA OLEH OLEH KHAS BALI
I.G.N. Anom namanya, atau lebih
akrab dipanggil Ajik Anom. beliau lahir dibesarkan di daerah Tangguwisia,
sebuah desa kecil di kecamatan Seririt, kabupaten Buleleng, Bali. Pak anom
adalah anak bungsu dari 7 bersaudara yang hidup sangat dekat dengan kemiskinan
dalam keluarga petani. Saat hari kelulusan tiba, beliau dinyatakan lulus SMP
dan dapat melanjutkan studinya di SMA yang berjarak 3km dari rumahnya. Tetapi
saat sedang menjalankan studinya sang ayah memintanya untuk berhenti karena
keadaan ekonomi keluarganya yang kekurangan. karena kejadian itu beliau merasa
tidak di perlakukan dengan adil seperti kakak-kakaknya.
Akhirnya beliau pergi dari rumah
dengan truk menuju denpasar. Setibanya di denpasar beliau melanjutkan
perjalanannya dengan berjalan kaki dengan keadaan kelaparan yang tidak
dihiraukannya. Dia mendapatkan minum dari air sungai yang mengalir. Hingga
akhirnya beliau memutuskan untuk beristirahat di depan Pos satpam Hotel Rani.
disana beliau melakukan aksi bersih-bersih dengan memunguti sampah di sekitar
gardu pos. Beliau melakukan itu hanya untuk menunjukkan tekad untuk bekerja dan
berusaha menunjukkan keberadaannya disana. Hingga akhirnya aksi itu dilihat
langsung oleh pemilik hotel rani dan menghampirinya. Di kesempatan itu beliau
meminta izin agar diperbolehkan menetap di pos satpam dan berjanji akan menjaga
keamanan dan kebersihan disana. Selama bekerja disana beliau juga membantu
mencuci kendaraan para tamu di hotel rani hingga setiap harinya beliau
mengumpulkan uang tidak kurang dari Rp2500 per harinya. Jumlah yan cukup besar
saat itu. Hampir 2 tahun beliau melakukan itu. Hingga akhirnya fisiknya tidak
mendukung karena reumatic terlalu sering bergumul dengan air. Akhirnya beliau
menumpang tinggal di rumah pamannya yang mempunyai konveksi kecil-kecilan.
Lalu beliau menemui pemilik
konfeksisi sidharta yang selalu memberikan pekerjaan jahitan di konfeksi
pamannya. Melihat kesungguhan beliau akhirnya pak sidharta, pemilik konfeksi
sidharta memberikan kesempatan kepada beliau untuk menjadi pegawainya dengan
tugas pertama sebagai pekerja lapangan mengatar dan mengambil keperluan
jahitan. Hingga akhirnya beliau menikah dan membuka usaha konfeksi sendiri
bersama istrinya. Lambat laun usaha konfeksinya mendapat banyak order dari
pbrik,hotel,dll. Dengan tekad memperluas bisnisnya, akhirnya beliau membuka
toko baju kaos dan memberikan trade mark usaha konfeksinya dengan nama
Cok Konfeksi yang berada tak jauh dari gedung Art Center yang berperan
sebagaipusat kegiatan pesta seni dan budaya Bali. Dalam jangka waktu yang
sebentar Cok Konfeksi berhasil dianggap sebagai salah satu industri besar di
bali. Setelah usaha konfeksinya berhasil, beliau berinisiatif membuat sentral
usaha yang memanfaatkan arus wisatawan yang berkunjung ke bali. Akhirnya beliau
membuka pusat oleh-oleh bali yang bernama Krisna Oleh-Oleh Khas Bali yang
menjual berbagai pernak-pernik khas bali sepertianeka cemilan, kaos anak, kaos
dewasa, batik, aksesoris pria dan wanita, lukisan, bedcover, kain pantai,
kerajinan kayu, alas kaki hingga frame foto beserta beragam kaos made in Cok
Konfeksi. Konsepnya sederhana. Pusat oleh-oleh didirikan di dekat pusat
kesenian. Tiap toko harus memiliki parkir yang luas supaya pelanggan puas.
Total, Beliau sudah memiliki 1.500 karyawan di belasan outlet Krisna. Karena
ketekunan dan kerjakerasnya saat ini Bapak I.G.N Anom telah mendirikan 5 cabang
Outlet krisna di Bali.
2.
PUSPO
WARDOYO
Puspo Wardoyo adalah
pria kelahiran 30 November 1967. Terlahir sebagai 7 bersaudara dengan keadaan
keluarga yang sederhana membuat Puspo harus rajin membantu orangtua menjual
daging ayam dan membuka warung kecil-kecilan. Di pagi hari, Puspo menyembelih
ayam untuk dijual di pasar. Sedangkan di siang hari, Puspo membantu orang
tuanya untuk menjual berbagai menu makanan siap saji dari olahan ayam seperti
ayam goreng dan ayam bakar di warung yang berlokasi di daerah kampus UNS Solo.
Setelah berhasil
menamatkan pendidikan di UNS Solo, Puspo Wardoyo lantas menjadi guru seni di
SMA Negeri 1 Muntilan, Jawa Tengah. Profesinya sebagai PNS tersebut tidak
membuatnya mudah berpuas diri. Ia justru memilih mengundurkan diri karena ingin
mewujudkan cita-citanya menjadi seorang pebisnis. Puspo lantas mulai membuka
bisnis makanan. Bisnis pertama ini banyak memperoleh cibiran dan cemoohan dari
para kenalannya. Namun semangat Puspo untuk berbisnis kembali bangkit ketika
mendengar cerita dari salah seorang temannya yang menjual Bakso di Medan.Teman Puspo tersebut menceritakan bahwa prospek bisnis kuliner di Medan sangat bagus dan menjanjikan. Dengan berbekal sebuah gerobak bakso, teman Puspo kala itu dapat mengumpulkan keuntungan bersih sebesar Rp 300.000 per hari. Sebuah nilai yang sangat fantastis di akhir tahun 1990. Bisnis bakso tersebut membuat teman Puspo mampu membeli tiket pesawat sebulan sekali untuk menengok keluarganya yang tinggal di Solo.
Cerita sukses ini kembali membangkitkan semangat Puspo untuk tekun berbisnis dan merantau ke Medan. Puspo mulai melirik kembali profesi guru yang sempat ditinggalkannya. Ia menjadi guru SMU di Bagan Siapi Api, Riau untuk mengumpulkan modal. Berbekal uang senilai 2,4 juta rupiah, Puspo memberanikan diri untuk membeli motor dan menyewa rumah kontrakan. Sisa uang sejumlah 700 ribu rupiah kemudian digunakan untuk modal berjualan ayam bakar. Puspo kemudian membuka warung ayam bakar yang berlokasi di daerah Poloni Medan.
Lambat laun bisnis kuliner yang ditekuni Puspo semakin berkembang dan bertambah besar. Jumlah pegawainya pun semakin bertambah banyak. Suatu hari salah seorang pegawai Puspo terlilit utang karena meminjam uang dari rentenir. Puspo pun tergerak untuk membantu sang pegawai dengan meminjamkan sejumlah uang untuk melunasi utang-utangnya.
Sebagai ucapan terima kasih, sang pegawai kemudian mengajak sahabat suaminya yang berprofesi sebagai wartawan surat kabar lokal di Medan untuk singgah ke warung ayam bakar milik Puspo. Wartawan tersebut kemudian menulis sebuah artikel yang menceritakan profil Puspo Wardoyo serta warung ayam bakarnya. Judul artikel tersebut yakni “Sarjana Buka Ayam Bakar Wong Solo”.
Tak disangka ternyata artikel tersebut membawa berkah dan rezeki bagi bisnis Puspo. Banyak orang yang berbondong-bondong datang ke warungnya untuk mencicipi kelezatan ayam bakar setelah membaca artikel di surat kabar lokal tersebut. Kesempatan tersebut dimanfaatkan Puspo untuk mengembangkan bisnis kulinernya hingga sekarang.
Hingga saat ini Puspo telah berhasil mengembangkan lebih dari 100 outlet Ayam Bakar Wong Solo di sejumlah kota-kotabesar di Indonesia. Dengan lebih dari 50 menu makanan dan minuman yang disediakan, Puspo juga berhasil memasuki persaingan bisnis kuliner di ibukota. Berawal dari merintis bisnis di daerah pinggiran Jakarta, kini Ayam Bakar Wong Solo telah menjadi salah satu primadona bisnis kuliner di Indonesia. Bahkan hingga tahun 2014, Puspo sudah berhasil membuka 5 outlet Ayam Bakar Wong Solo di Malaysia.
SUMBER : https://www.maxmanroe.com/puspo-wardoyo-pendiri-bisnis-ayam-bakar-wong-solo.html
3.
ANGGARA KASIH NUGROHO JATI PEMILIK BAKSO KEPALA SAPI
Siapa yang tak kenal bakso, hampir
di setiap tempat di Indonesia dapat ditemui tukang bakso. Itulah yang ditangkap
oleh Anggara Kasih Nugroho Jati atau akrab disapa Angga. Bakso kemudian dikemas
dengan cara modern dengan brand “Bakso Kepala Sapi” dimana telah menelurkan
omset 1,1 miliar per tahun. Sebuah angka yang lumayan bagi seorang pemuda yang
masih berkuliah.
Awalnya ia
sering menikmati bakso H Suharto sewaktu kuliah. Karena baksonya lezat, Angga
jadi tertarik untuk kerjasama. Angga kemudian membagi waktu antara kuliah yang
saat itu di ITS dan berbisnis. Idenya juga didukung ayahnya yang juga seorang
pengusaha.
Outlet
pertamanya dibuka di daerah Klampis, Surabaya. Angga kemudian mmebuka outlet
pertama di luar Surabaya yaitu di wilayah Bogor dengan meminjam ruko ortunya.
Kini ia memiliki sejumlah outlet Bakso Kepala Sapi yang menjadi pundi-pundi
pencetak uangnya.
Gigih dan
Ulet
Sejak kecil
Angga memang sudah suka jualan, mulai dari mug hingga petasan. Saat remaja ia
juga suka berjualan aksesoris motor serta berbagai barang seperti baju, topi
dan segala hal yang diinginkan pasar dalam hal ini teman-teman dekatnya.
Pokoknya Angga itu seperti “Loe Mau Gua Ada”.
Angga
semakin jeli mengendus peluang apalagi ia sering ikut seminar kewirausahaan dan
ia juga ikut komunitas pengusaha. Semua yang dikerjakannya itu mmebuahkan
tabungan 50 juta yang kemudian ia gunakan untuk membuka outlet Bakso Kepala
Sapi-nya.
Ke-khasan
Bakso Kepala Sapi terletak pada bahan dasar bakso dan kuahnya yang mengandung
kaldu kepala sapi. Setiap harinya,, per outlet bisa menghabiskan 3-5 kg
daging kepala sapi. Keberhasilan Bakso Kepala Sapi atau BKS membuat pengusaha
lokal berminat bekerja sama melalui pola kemitraan yang kemudian mmebuka cabang
di Cibinong.
Melihat
angin segar kemitraan, Angga pun mengembangkan pola Franchise untuk bisnisnya
ini. Perjuangannya dalam bisnis per-bakso-an terus diupayakannya hingga banyak
yang menyatakan bersedia menjadi pembeli franchisee nya. Ia kini menjadi
pengusaha muda yang cukup berhasil, memiliki segala impian sukses pemuda pada
umumnya, menikah, punya rumah dan mobil serta memiliki bisnis yang stabil.
SUMBER :http://biografi-orang-sukses-dunia.blogspot.co.id/2013/11/biografi-anggara-kasih-nugroho-jati.html
Profil
Orang Sukses Karena Wirausaha
1. Hendy
Setiono Pendiri Kebab Turki
Hendy
Setiono lahir di Surabaya,
30 Maret 1983 adalah seorang pengusaha asal Indonesia dan terkenal sebagai
pendiri sekaligus menjabat hingga saat ini sebagai Presiden Direktur Baba Rafi
Enterprise, yang memayungi waralaba kuliner Kebab Turki Baba Rafi, Piramizza,
dan Ayam Bakar Mas Mono. Pasangan Ir. H. Bambang Sudiono dengan Endah
Setijowati. Masa kecilnya ia dihabiskan di Surabaya, kemudian pindah ke
Bontang. Pendidikan SD-nya ia habiskan di Bontang dan tamat di Amerika Serikat.
Kemudian, pendidikan SMP-nya ia kembali ke Bontang. Pendikan SMA-nya ia
habiskan di Surabaya. Setamatnya dari SMA, ia kuliah di ITS Surabaya, namun
pada semester 4, ia keluar karena ia membuat bisnis kebab. Ia menikah muda
dengan sang istri, Nilam Sari, serta dikaruniai tiga anak, yaitu Rafi Darmawan,
Reva Audrey Zahifa, dan Ready Enterprise.
Bisnis
yang ia geluti terinspirasi dari perjalanannnya ke negara Qatar, tempat di mana
ayahnya bekerja pada perusahaan minyak di sana. Ia menemui banyak penjual kebab
dan ia menuju penjual kebab yang sangat ramai pengunjungnya. Setelah memakan
kebab tersebut, ia terbesit pikiran untuk membuka usaha kebab tersebut di
Indonesia.
Pada
September 2003, gerobak jualan kebabnya beroperasi di Nginden Semolo, tak jauh
dari kampus dan rumahnya. Bersama Hasan Baraja, temannya, ia memodifikasikan
rasa dan ukuran kebabnya agar lebih cocok dengan orang Indonesia. Dengan modal
Rp4.000.000,- pinjaman dari adik perempuannya, ia berjualan kebab dengan
seorang karyawan.
Ingin
lebih penuh dalam menjalankan bisnis, ia harus berhenti kuliah pada semester 4.
Kedua orang tuanya tidak setuju jika anak sulungnya keluar dari bangku kuliah
untuk melakukan bisnis dan menganggap proyeknya hanya sebatas iseng.
Namun, dalam hati ia membuktikan kelak ia akan berhasil.
Pada tahun 2005, usaha kebabnya
sudah diwaralabakan dan pendirian PT. Baba Rafi Indonesia sebagai pemegang
merek dagang Kebab Turki Baba Rafi. Saat ini, gerai miliknya sudah
mencapai lebih dari 1000 di Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Riwayat Pendidikan :
-
Diploma Lanjutan E-Commerce Komputer Informatika
Sekolah Pendidikan Singapura
(2003-2004)
-
Diploma E-Commerce Sekolah Pendidikan Informatika
Komputer Singapura (2002-2003)
-
Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya,Jawa Timur (2000-2002, tidak
tamat)
-
SMU Negeri 5 Surabaya, Jawa Timur (1997-2000)
-
SMP Vidatra Bontang, Kalimantan Timur (1994-1997)
-
Twinbrook Maryland Elementary School,Amerika Serikat
(1992-1994)
-
SD YPVDP Bontang, Kalimantan Timur (1989-1992)
Penghargaan :
Ia mendapatkan banyak
sekali penghargaan dalam skala nasional maupun internasional. Berikut ini
sederetan penghargaan yang diraih oleh ia selama menjalankan usahanya.
2010
- Pemenang "Anugerah Peduli Pendidikan di Perusahaan Categorized" - Departemen Pendidikan Nasional Indonesia
2009
- Pemenang Ernst & Young Entrepreneur Of The Year - "Spirit Award Khusus Wirausaha 2009" - oleh Ernst & Young Waralaba Terbaik untuk Investasi 2009" - oleh Majalah SWA.
- Pemenang "Penghargaan Pengusaha Muda Waralaba Indonesia" - oleh Majalah Info Waralaba.
- Pemenang "Waralaba TOP 30 ASEAN Terbaik" - Majalah Info Waralaba.
- Pemenang "Pemasaran Terbaik - Waralaba Indonesia Of The Year 2009" - oleh Majalah Info Waralaba.
- Pemenang "Penghargaan Kewirausahaan Pasific Asia 2009" - Posisi Kategori-oleh Enterprise Asia dari Malaysia 2008.
- Pemenang "Kewirausahaan Asia Pasifik Awards 2008" - Kategori Paling Menjanjikan - oleh Enterprise Asia dari Malaysia.
- Indonesia Ambasador untuk "Forum Iklim Pemimpin Muda Asia" - oleh British Council.
- Pemenang "Penghargaan Tahunan Kepemimpinan Most Favorite 2008" - oleh Leadership Award 2008.
- TOP 10 Waralaba Indonesia dari tahun 2008 Tahun" - oleh Majalah Info Waralaba
2007.
- Inspirator "Suara Perubahan" - oleh A Mild Live Soundrenaline 2007
- Pemenang "Wirausaha Muda Mandiri 2007" (Pengusaha Muda Mandiri 2007)-Kategori Pasca Sarjana dan Alumni - Bank Mandiri.
- Pemenang "Best Achievement - Pengusaha Muda Penghargaan 2007" - Bisnis Indonesia.
- Pemenang "Franchise Terbaik 2007" dalam F Lokal & B Kategori - oleh Pengusaha Majalah.
- Pemenang "Manusia Prestasi of The Year 2007" - oleh Yayasan Citra Profesi Indonesia.
- Pemenang "Penghargaan Pengusaha Indonesia Terbaik 2007" - dengan Penghargaan Profesional Indonesia (IPA).
- Pemenang "Indonesian Best Start Up Perusahaan 2007" - Penghargaan oleh Yayasan Prestasi Indonesia.Pengusaha Jawara 2007" - oleh KONTAN.
2006 :
- Pengusaha Terbaik Asia di bawah 25 tahun" - oleh BusinessWeek
- 10 People Of The Year 2006" - oleh Majalah TEMPO.
- Pemenang "Enterprise 50" - Pengusaha Hottest pada tahun 2006 - oleh Majalah SWA.
- Pemenang "Citra Pengusaha Berprestasi Indonesia Abad 21" - oleh Profesi Indonesia.
- Pemenang "Kecil dan Menengah Penghargaan Bisnis Pengusaha Indonesia" (ISMBEA 2006 oleh Menteri untuk Kerjasama & UKM Indonesia.
2005:
- Pemenang 1 "Rencana Bisnis Pengusaha" di Petra Universitas Surabaya
- Juara 1 dalam "Membuat Uang Dengan Persaingan Tidak ada" di Makassar.
2.
MEYTI AMELIA
PEMILIK KUE GRANDVILLE ISLAND, BAKERY DAN CAKE
Meity
lahir di Gorontalo di sebuah kota kecil. Usianya sekarang sudah mencapai kepala
lima dan dikaruniai 6 orang anak.
Kegemarannya
mengamati sang ibu saat membuat aneka kue sejak kecil, menjadikan wanita ini
tertular bakat dan keahlian sang ibu. Alhasil, kebiasaan itu menjadi hobi
hingga menghantarkan wanita bernama Meity Amelia ini meraih kesuksesan dalam
mendirikan toko kue yang saat ini terus berkembang.
Wanita kelahiran Gorontalo ini mengakui, sejak
belia dirinya sudah dapat membuat puding dan roti goreng sendiri. Selain itu,
didikan orang tua membentuk Meity paham tentang bisnis. Hal ini tampak saat ia
memberanikan diri berjualan permen dari gula merah buatannya sendiri di
sekolah. Namun tanpa disangka, jualannya pun laris terjual setiap harinya.
Sehingga toko kue Grandville Island, Bakery dan
Cake Shop di kompleks pertokoan Green ville, Jakarta Barat menjadi perintisan
awalnya. Ia mulai merintis hanya dengan bermodalkan 1 mixer kecil, 1 oven biasa,
1 meja dan 1 lemari pendingin. Bisnis itu pun berkembang dan banyak diminati.
Meity pun menjual lebh dari 60 jenis kue, seperti
kue tart dan kue-kue kering, snack dan roti dan kue-kue untuk hari
besar seperti hari lebaran, Natal dan Tahun Baru. Bentuknya pun cukup variatif,
sebab kue-kuenya dihiasi dengan sentuhan artistik, sehingga tampak lebih
menarik dan indah.
Keberuntungan memang ada di pihak Meity lantaran
hari demi hari penjualan kuenya semakin laris manis. Tanpa terkecuali pemesanan
dalam partai besar pun diterima olehnya. Apabila menjelang hari raya Lebaran,
Natal dan Tahun Baru, maka permintaan semakin meningkat, sehingga Meity harus
mempekerjakan karyawan untuk membantunya. Sekarang ini ia dibantu 13 karyawan.
Kesuksesan yang diraihnya tak lepas dari ketekunan
serta konsistensinya dalam menyediakan kue sehat dan menarik. Seperti mottonya
bahwa "kualitas di atas kuantitas", dimana kue-kue buatannya terbuat
dari bahan-bahan pilihan terbaik.
Menjadi suatu hal yang menyenangkan bila hobi dapat
dijadikan sebagai pekerjaan.
3.
REZA
NURHILMAN, JURAGAN KERPIK PEDAS MAICIH
Memiliki
nama lengkap Reza Nurhilman, pria yang akrab disapa Axl ini lahir di Bandung
pada 29 September 1987. Anak bungsu dari tiga bersaudara ini sedari kecil
tinggal dan dibesarkan di Cimahi oleh orang tua angkat. Masa kecilnya yang
tidak diisi figur ayah membuat Reza tumbuh menjadi sosok yang pantang menyerah
dan mandiri dalam berbagai hal.
Lelaki yang mengenyam pendidikan di SMAN 2 Bandung
ini mengakui bahwa masa SMA menjadi momen cukup bersejarah dalam hidupnya. Pada
waktu itu juga ia bergaul dengan kelompok pecinta music rock seperti Gun ‘N
Roses yang akhirnya membuat teman satu komuniktas menjulukinya sebagai AXL
karena kecintaannya terhadap sang vokalis, Axel Rose. Dari masa ini, perlahan
namun pasti Reza bertransformasi dari remaja labil menjadi pribadi yang
memiliki visi dan impian besar.
Awal Menggeluti Bisnis Keripik Pedas Maicih
Lulus SMA pada tahun 2005 tidak serta merta membuat
Reza melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Ia memutuskan untuk terlebih
dahulu mengumpulkan modal dengan menawarkan bermacam-macam produk – mulai alat
elektronik hingga pupuk- yang dilakukan dalam rentang waktu empat tahun
(2005-2009).
Jejak kesukesan Reza di bidang keripik pedas mulai
dirintis ketika ia diajak oleh seorang temannya ke salah satu daerah di Cimahi
untuk mencicipi keripik lada pedas buatan seorang nenek. Reza mengakui bahwa
keripik buatan nenek tersebut sangat enak, namun sangat disayangkan karena sang
pembuat tidak memasarkan secara komersil dan hanya membuatnya pada momen
tertentu.
Reza kemudian mengambil inisiatif dengan menanyakan
resep keripik buatan sang nenek. Bak gayung bersambut, sang nenek tidak
keberatan berbagi dan mengizinkan Reza menggunakan resep sama untuk berjualan.
Hanya dengan bermodal Rp 15 juta rupiah, pria ini
mulai memproduksi keripik yang diberi merek Maicih sebanyak 50 bungkus per
hari. Kala itu, ia hanya menyediakan kripik pedas dengan varian level 1-5 yang
dipasarkan dengan cara berkeliling.
Pelan namun pasti, usaha keripik pedas ini dikenal
masyarakat luas dan menjadi camilan wajib yang cukup enak. Reza akhirnya
menambah tingkat kepedasan hingga level 10 dengan kapasitas produksi lebih dari
2000 bungkus per hari. Pemasaran yang meliputi beberapa wilayah oleh beberapa
jenderal (sebutan bagi reseller Maicih) membuat pria asal Bandung tersebut
mampu meraih omset hingga Rp900 juta per bulan dengan estimasi pendapatan
sekitar Rp30 juta per hari.
Strategi Pemasaran Keripik Maicih
Popularitas Maicih tak terlepas dari strategi
marketing yang dijalankan oleh sang pemilik. Reza memanfaatkan sosial media
Twitter dan Facebook sebagai sarana meraup keuntungan. Ia tidak membuka toko
seperti layaknya penjual makanan, namun menggunakan jejaring sosial untuk
memberitahu konsumen lokasi dimana para jenderal (agen) keripik ini menjajakan
dagangannya.
Keunikan Maicih juga terlihat dari penggunaan
jargon khusus ketika berkomunikasi melalui jejaring sosial. Konsumen akan
mendapati kata “Emak” sebagai istilah bagi oembuat keripik Maicih dan “cucu”
untuk pelanggan.
Reza juga memberikan sebutan “Jenderal” bagi para
agen penjual, “Ichiers” untuk penggemar keripik pedas, “Republik Maicih” untuk
manajemen perusahaan, dan “tericih-icih” untuk menggambarkan ketagihan akan
pedasnya produk.
PERBANDINGAN KEDUA KARAKTER
KEDUA ORANG SUKSES
ORANG SUKSES KARENA WIRAUSAHA
|
ORANG SUKSES KARENA BEKERJA
|
-Pemilik kebab baba rafi sangat pintar dalam
menemukan peluang yang ada. dengan pengalaman dan inovasinya tercipta
sehingga ia bisa mendirikan kebab baba rafi.
- Pemilik
kue Grandville, bakery dan cake karena ketekunan dan pengalamannya dalam
mengolah kue yang di dapat dari orangtuanya.
- Pemilik kue Grandville, bakery dan cake tak
lepas dari motto nya sendiri yaitu "kualitas di atas kuantitas",
dimana kue-kue buatannya terbuat dari bahan-bahan pilihan terbaik. Tanpa bahan
pengawet kimia satupun.
- Reza Nurhilman pemilik keripik pedas Maicih
sangat ahli dalam strategi pemasaran. Pemasaran yang pertama kali dijual
lewat sosial media. Resep yang di
dapat dari neneknya juga sangat berperan penting dalam rasa keripiknya.
|
- I.G.N. Anom memiliki keinginan yang kuat
untuk bekerja dan mengembangkan bisnisnya. Beliau tidak takut akan kegagalan.
- Puspo Wardoyo pemilik Ayam Bakar Wong Solo
sangat tekun dalam mengembangkan bisnisnya. Beliau mau menerima saran dari
orang lain yang ia rasa cocok untuk perkembangan bisnisnya. Beliau juga
meneriama kritik dari pelanggan maupun karyawannya. Beliau juga sangat
berterima kasih kepada karyawannya ketika beliau sudah sukses.
- Anggara
Kasih Nugroho pemilik Bakso kepala sapi sangat gigih dan ulet dalam bebisnis.
Tidak takut gagal sampai mengganti nama baksonya berkali kali. Mempunyai inovasi
yang baik dalam mengembangkan bakso buatannya.
|
Deskripsi karakter yang ingin saya miliki :
Karakter yang saya ingin
miliki dari orang sukses diatas adalah memiliki inovasi yang tinggi seperti
yang dimiliki oleh Hendy Setiono pemilik kebab baba rafi dalam berbisnis dan
tidak takut akan kegagalan karena dalam berbisnis harus berani mencoba dan
tidak takut gagal seperti yang di contohkan oleh I.G.N Anom. Inovasi juga
sangat diperlukan dalam menemukan peluang bisnis untuk kedepannya. Agar usaha
kita beda dengan yang lain. Keteguhan dan keulatan di perlukan dalam
mengembangkan bisnis. Dalam strategi pemasaran juga harus penuh inovasi dan
sesuai dengan trend zaman sekarang. Misalnya dijual melalui media sosial
seperti twitter,facebook, dll seperti Reza Nurhilman.
Karakter usaha yang ingin saya miliki :
Dalam membangun usaha saya ingin memiliki pemikiran
yang inovasi agar bisa menciptakan usaha sendiri dan uaha yang saya ciptakan
beda dengan yang lain agar dalam persaingan pasar kita tidak kalah. Ketekuan dalam
berbisnis perlu agar keyakinan kita dalam mendirikan usaha tidak runtuh ketika
kegagalan terjadi. Dalam usaha saya tidak akan takut untuk gagal. Karena ketika
gagal saya harus memiliki ide untuk bangkit agar usaha kita tidak sia-sia. Saat
saya mendirikan usaha saya akan selalu menerima kritik dari pelanggan ataupun
karyawan saya kare dengan kritik itu ide kita untuk memperbaiki usaha kita. Dalam
memperjualkan usaha saya, saya akan menjualnya lewat media sosial yang sekarang
ini sedang trend. Dan juga saya akan titipkan ke toko ataupun orang yang dekat
degan kita.